Senin, 16 April 2012

Puisi


Senjaku sahabat

Mentari tlah pulang
Dan senja merangkak datang
Waktu yang penjarakan petang
Bersama kerinduan angin malam
Terpaku ku dalam batas kehidupan

       Dimanakah laguku kan bersandar
Akankah jiwa dan hati berlabuh disuatu asa?
Sebelum habis tertinggal di masa lalu
Mampukah aku setegar  waktu
Secerah langit yang membisu
Sebelum awan-awan kelabu
Memakan mimpi-mimpiku

Senja datang,
Mencari malam yang menghilang,
Menjeratkan tali-tali kebencian.
Bernyanyiku dalam pahitnya alam,
Yang tak berasa semanis tarian.
Tertatih dalam langkah buram,
Meniti jurang-jurang kebencian,
Tak bisa ku rebahkan waktu yang berjalan.

        Terkoyak aku dalam jurang perasaan.
        Sesakkan hati yang kupercayakan.
        Setelah kenyataan dengan angkuh berkata,
Luka adalah cinta.

Namun senja tlah datang,
Tersenyum lewat bulan.
Malam yang dulu kelam,
Kini menari lewat bintang.
Bisikan angin tersamarkan,
Berkata lewat belaian.

        Pulanglah.......
        Kembalilah sahabat,
        Ungkapkan padaku,
        Semua mimpi-mimpi kabur,
        Dalam cita yang terkubur.

Sakit yang mengulum Bait-bait sendu,
Dalam udara yang menyebar sesak.
Agar mawar kembali merekah,
Menyambut tawa masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar